pat petulai: Korupsi di Kepahiang, Lebong dan Rejang Lebong

Kamis, 18 Juni 2009

Korupsi di Kepahiang, Lebong dan Rejang Lebong

Tersangka Korupsi Terbanyak di Kab. Kepahiang
Dari 32 kasus,
16 Pejabat Kepahiang

CURUP RPP – Hingga, Rabu (17/6), tercatat 10 pejabat eselon II dan III di jajaran Pemkab Kepahiang, mendekam di Lapas Curup. Ke-10 pejabat itu rata-rata terlibat dalam kasus penyimpangan keuangan negara. Mereka adalah, Amwat, Asrul BE, Nurmanto, Ir. Yurnal Jatoha, Abi Yazid, Ir. Ade Edwarlis, Amirullah, Widaryoto, M. Sa’at dan Syamsul Yahemi, SH.
Dari 15 pejabat tersebut, 7 diantaranya sudah divonis hakim PN Curup. Mereka adalah, Amwat, Asrul, BE, Nurmanto, Ir. Urnal Jatoha, Abi Yazid, M. Sa’at dan Syamsul Yohanes, SH.
2 tahanan berstatus tahanan PN, yakni Ir. Ade Edwarlis dan Amirullah. 2 tahanan Kejari, Widaryoto.
Sementara saat ini, masih ada 6 kasu korupsi yang masih dalam proses penyidikan baik di Polres mau pun di Kejari. Namun untuk Polres, belum ada penahanan yang dilakukan.
Dari data yang berhasil dihimpun, ada 32 kasus korupsi hingga per 17 Juni 2009 di Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong. 16 kasus didominasi oleh pejabat dari Kab. Kepahiang. Sedangkan untuk kasus narkoba ada 44 kasus. 8 orang berstatus tahanan dan 36 orang narapidana.
Dijelaskan Kasi Binadik Lapas Klas II-A Curup Misdarti, Bc.IP.H.M.Si, kemarin, kapasitas Lapas sebanyak 350 orang. Sedangkan jumlah napi dan tahanan yang
ada mencapai 475 orang. "Kita memang sudah over kapasitas sekarang ini, tetapi inilah kenyataannya. Kondisi seperti ini, tidak hanya terjadi di Lapas Curup saja, tetapi hampir seluruh Lapas di Indonesia," ujarnya.
Menurut Misdarti, 127 tahanan 15 adalah tahanan polisi, 22 tahanan kejaksaan, 80 tahanan pengadilan negeri,7 tahanan pengadilan tinggi banding dan 3 adalah tahanan kasasi MA. "Yang dihukum di atas 1 tahun ada 253 orang, 3 bulan - 1 tahun 76 orang, 0 - 3 bulan 13 orang dan yang dihukum sebagai pengganti kurungan sebanyak 6 orang," ujarnya.
Kalau dipersentasekan secara global, kata Misdarti, 45 persen penghuni lapas dari Kabupaten Rejang Lebong, 27 persen dari Kab. Kepahiang, 23 persen dari Kab. Lebong dan dari daerah lain hanya 5 persen. Dan dari 475 penghuni lapas perempuan hanya 12 orang sisanya adalah laki-laki.(cw9)

Berikut nama-nama pejabat Kepahiang terjerat kasus korupsi

No Nama Pejabat Instansi Proyek Keterangan
1. Amwat PU PKPS BBM vonis
2. Asrul, BE PU PKPS BBM vonis
3. Nurmanto PU PKPS BBM vonis
4. Ir. Yurnal Jatoha PU PKPS BBM vonis
5. Abi Yazid Disnakkan (PPTK) Jln. Prod. Lb. Saung vonis
6. Ir. Ade Edwarlis Disnakkan (Kadis) BBI Tebat Karai PN
7. Amirullah Disnakkan (PPTK) BBI Tebat Karai PN
8. Widaryoto Dinkes (PPTK) PKM Embong Ijuk Kejari

9 M. Sa'at Kabag.Pemerintahan
(KPA) Tanah PU vonis
10. Syamsul Yahemi, SH Setkab. Kepahiang
(PPTK) Tanah PU vonis

Masih Dalam Proses

1. Yamari Gumay Dinkes (Kadis) Honorer Polres

2. Heriansyah Parsenibud (PPTK) Konak Polres

3. Drs. Suhaidir, M.Pd Parsenibud (Kadis) Konak Polres
4. Jaya Sempurna, S.Pd Parsenibud (PPTK) Konak Polres
5 Yamari Gumay Dinkes (Kadis) PKM Embong Ijuk Kejari
6 Hermansyah Parsenibud (PPTK) Konak Polres

Kab. Rejang Lebong
No Nama Proyek
1. Ahmad Patawi Pengadaan Sarana Air Bersih Lb. Mumpo (KPA)
2. Effendi Pengadaan Sarana Air Bersih Lb. Mumpo (PPTK)
3. Ridwan Latif Kopi Arabika (PPTK)
4. Buchori DAK 2007 (PPTK)
5. Ida DAK 2007 (Bendahara)

Sementara dalam proses
1. Pengadan pakaian dinas
2. Kopi arabika (tersangka lainnya)

No Kasus Nama Jabatan Status Aparat pengusut Keterangan

1 Tanah Kas Desa (TKD) 1 Drs. Yasan hafdi Mantan Kabag pemerintahan Setdakab lebong Tersangka Polres Lebong Masih Diperiksa
2 Tuti Maryani,S.Sos Mantan camat Lebong Atas Saksi Polres Lebong Dalam Pemeriksaan
3 Erlangga idrus, S.Sos Mantan camat Lebong Utara Saksi Polres Lebong Dalam Pemeriksaan
4 Rusman Effendi, Sh Mantan Camat Lebong Tengah Saksi Polres Lebong Dalam Pemeriksaan
5 Sudirman, SMHk Mantan Camat Lebong Selatan Saksi Polres Lebong Dalam Pemeriksaan
7 Nofri Kemal Fasha Staf Pemerintahan/ bendahara TKD Tersangka Polres Lebong Akan Dilimpahkan ke jaksa
2 Honorer Siluman 1 Tarmizi Mantan Kasubbag Kepegawaian Dinkes Lebong Tersangka Polres Lebong Dilimpahkan ke Rutan
2 Rita Eliza, SKM,MM Mantan Kadis Kesehatan Saksi Polres Lebong Dalam Pemeriksaan
3 Drs.Syera'i Santius Mantan Sekretaris BKD Saksi Polres Lebong Masih Diperiksa
4 Drs. Yustin Hendri Mantan Asisten II Setdakab lebong Saksi Polres Lebong Masih Diperiksa
3 Sri Eka Nita Pegawai Dinkes Tersangka Polres Lebong Akan dilimpahkan
4 Supriyadi Pegawai Dinkes Tersangka Polres Lebong Akan dilimpahkan
5 Marzuki Pegawai Dinkes Tersangka Polres Lebong Akan dilimpahkan
3 Panitia Pelelangan Umum (P3U) 1 Lili Supriyadi, ST Mantan Plt. Kadis PU Saksi Polres Lebong Masih Diperiksa
4 Promosi Daerah 1 Zulkarnain Mantan Camat Topos/ PK Promosi Daerah Terdakwa Kejari Tubei Masa Penahanan
5 DAK 2007 1 Evi Maryanto, S.Pd Mantan Kasubbid Diknaspora/ PPTK DAK 2007 Tersangka Kejari Tubei Dalam Proses Pelimpahan
6 DAK 2008 1 Tarmizi Mantan Kasubbid Diknaspora/ PPTK DAK 2008 Tersangka Kejari Tubei Dalam Pemeriksaan
7 SPJ Fiktif Dewan 1 Drs.Morry Mazarin, MM Mantan Kabag Umum Sekretariat Dewan/ PK Saksi Kejari Tubei Dalam Pemeriksaan
2 Jamilah Mantan Kabag Umum Sekretariat Dewan/ PK Saksi Kejari Tubei Dalam Pemeriksaan
3 Johan Saaf, S.Sos Subbag rapat/ PK Saksi Kejari Tubei Dalam Pemeriksaan
4 Drs. Khairul Anwar Kabag keuangan/ PK Saksi Kejari Tubei Dalam Pemeriksaan
5 Sailillah, S.Pd Subbag Anggaran/ PK Saksi Kejari Tubei Dalam Pemeriksaan
6 M.Syafik, SE,MM Sekwan Beri keterangan Kejari Tubei Masih Diperiksa
7 Barlian Mantan bendahara Rutin Sekwan Saksi Kejari Tubei Dalam Pemeriksaan
8 Box Culvert & Dua Jalur 1 Ir.H.A.Azhari AR,MM Mantan Kadis PU Terdakwa Kejari Tubei Tuntutan
2 M.Azim,ST Kasubid Dinas PU Terdakwa Kejari Tubei Tuntutan
Lili Supriadi Mantan Plt. Kadis PU Saksi Kejari Tubei Masih Diperiksa
9 DAK 2006 1 Drs.Tarmawi Mantan Kabid Diknaspora Tersangka Kejari Tubei Akan Dilimpahkan
10 Pengadaan Lahan kantor 1 Rita Eliza, SKM,MM Asisten II Setdakab Lebong Saksi Polda Bengkulu Pemeriksaan
11 Pengadaan Sapi Mongol 1 Ir.Nandang Sutara Mantan Kadis Perikanan dan peternakan Saksi Polda bengkulu Pemeriksaan
12 Jembatan gantung Tapus 1 Ir. H.Rosihan Anwar,MM Mantan Kadis PU dan ESDM Lebong Terdakwa Kejari Tubei Kurun

1 komentar:

Anonim mengatakan...: Cahaya 7 Band

makasih Radar udah banyak membantu kami.... kalau ada waktu jangan lupa mampir juga ke blog kami

http://cahayatujuhband.blogspot.com/2010/11/kisah-di-ibu-kota-jakarta.html; 20 November 2010 pukul 16.03

Posting Komentar

dispendagate

Direktur PT.SBM, Ternyata Bengkel Bubut
// Pencairan Modal
diambil Chairudin
BENGKULU RPP – Sidang kasus Dispendagate, kemarin kembali digelar di Pengadilan Negeri Bengkulu kemarin. Dan terdakwa kasus dispenda gate yaitu Drs.H. Chairudin kembali terpojok oleh keterangan dua direktur perusahaan rekanan penyertaan modal PT. Bengkulu Mandiri (BM). JPU Yeni Puspita,Alamsyah dan Priharto Budi menghadirkan empat saksi. Mereka adalah Karo Keuangan Provinsi Bengkulu Syamsul Fajri, Mantan Pincab BRI Manna Atep Cuhli Adang, Direktur PT.Sawit Bengkulu Madani (SBM) Heri Susanto dan Direktris PT. Bahari Bumi Nusantara (BBN) Kusumawati. Kesaksian yang diminta dari Syamsul Fajri hanya seputar asal muasal dana penyertaan modal dari pemprov Bengkulu ke PT.BM. "Dana tersebut masuk ke dalam APBD provinsi dan disahkan oleh DPRD," terang Syamsul Fajri.
Begitu juga yang dialami Atep, majelis hakim yang diketuai oleh Susanto hanya menanyakan seputar pengalihan rekening kas daerah yang semula berada di rekening G.019 di Bank Bengkulu kemudian beralih ke rekening BRI cabang Bengkulu 000-00115-01-001421-30-3 sebagai kas daerah.
Adanya konspirasi penilepan uang penyertaan modal dari PT.BM, terungkap ketika dua direktur memberikan keterangannya. Keterangan yang diberikan Direktur PT.SBM Heri Susanto, seputar proses pencairan dana penyertaan modal dari PT.BM. Pada saat akan mendirikan pabrik CPO yang terletak di kabupaten Mukomuko, Heri meminjam dana dari terdakwa sebesar Rp. 1 miliar pada tanggal 12 Januari 2007 kemudian Heri kembali mengajukan pinjaman pada tanggal 14 Februari 2007 dengan jumlah yang sama Rp. 1 miliar kepada terdakwa. Pada saat itu tidak ada perjanjian, hitam di atas putih tetapi hanya perjanjian lisan saja. "Uang itu saya kembalikan jika pabrik tersebut sudah bisa berproduksi," terang Heri.
Dalam perjalanan, proses pendirian pabrik CPO tersebut ternyata PT.SBM masih mengalami kendala permodalan. Akhirnya berdasarkan arahan dari terdakwa, Heri mengajukan kerjasama penyertaan modal kepada PT. BM. Kesepakatan pun terjadi anatara PT.SBM dan PT.BM dimana pada tanggal 23 Mei 2007 terjadi penandatanganan MoU kedua belah pihak. Seusai penandatangan tersebut pada hari yang sama dana penyertaan modal sebesar Rp. 16,2 miliar pun masuk k edalam rekening PT.SBM. Tetapi ketika melakukan pencairan, Heri hanya bisa mencairkan sebesar Rp. 2,74 milyar saja. Sedangkan sisanya sebesar Rp. 13,46 milyar diambil Chairudin. "Saat itu katanya untuk membayar hutang dan sisanya untuk dimasukan ke dalam kas daerah," terang Heri. Proses pencairan dana tersebut dilakukan dalam tiga tahap dan salah satu diantaranya dilakukan dua kali dalam sehari. Pada tanggal 23 Mei seusai penandatanganan MoU dilakukan penarikan sebesar Rp. 14,6 miliar disusul penarikan dana sebesar Rp. 1,5 miliar. Kemudian dilakukan penarikan sebesar Rp.50 juta pada bulan Juni 2007. "Masih ada sisa saldo sekitar Rp. 11 juta pak hakim," kata Heri.
Berdasarkan pengakuan Heri, terdakwa tercatat sebagai komisaris PT.SBM pada bulan Juni 2007. Tetapi begitu kasus tersebut tercium oleh pihak yang berwajib PT.SBM dan PT. BM segera melepas 81 ribu lembar saham seharga Rp.16,2 milyar tersebut ke PT. Agro sebesar Rp. 16,8 milyar. Heri sedikit gugup ketika hakim Susanto menanyakan profesi sebelum menjabat sebagai direktur PT.SBM tersebut. "Sebelumnya anda itu kerja apa, koq ketika ditanya seputar perusahaan anda banyak tidak tahu ?" tanya Susanto. Terkejut dengan pertanyaan tersebut Heri tak berkutik dan gugup. "Saya punya bengkel bubut di Bumi Putri Bogor," jawab Heri sambil tertunduk.
Keterangan yang diberikan oleh PT. BBN Kusumawati pun memberatkan terdakwa. Bahkan Kusumawati secara terang-terangan membuka aib terdakwa. Kusumawati mengaku mengadakan kerjasama secara pribadi dengan terdakwa pada tahun 2006. Kemudian pada bulan November 2006, Kusumawati mendapatkan uang sebesar Rp. 485 juta dari terdakwa karena terdakwa ingin memiliki kapal tangkap ikan. Kapal tersbeut pun dibeli dan diberi nama Aneka Rezeki tetapi dengan pengelolaan tetap berada di tangan Kusumawati.
Seiring berjalannya kerjasama tersebut Kusumawati membujuk terdakwa untuk membeli kapal tangkap ikan yang lebih besar lagi. Terdakwa pun setuju karena dari kerjasama dari kapal Aneka Rejeki tersebut sudah dua kali keuntungan yang disetorkan kusumawati kepada terdakwa. Pertama pada tanggal 27 Februari 2007 sebesar Rp. 42,8 juta dan bulan Mei 2007 disetorkan sebesar Rp. 48,9 juta. Sebelumnya terdakwa pada bulan Januari bersama dengan Kusumawati mendirikan PT.BBN dengan Komisaris adalah terdakwa dan direktrisnya dalah Kusumawati. Keinginan untuk membeli kapal tangkap ikan yang lebih besar pun menjadi kenyataan.
Chairudin mentransfer ke rekening Kusumawati dana sebesar Rp. 1 miliar pada tanggal 12 Januari kemudian pada tanggal 2 Februari masuk lagi dana sebesar Rp. 1 miliar pula. " Kapal yang dibeli harga fisiknya Rp. 1,050 milyar tidak termasuk alat tangkap ikan," ujar Kusumawati.
Kemudian atas ide dari terdakwa, Kusumawati disarankan untuk mengajukan kerjasama dengan PT.BM dalam penyertaan modal. Saran tersebut pun dilakukan dan pada tanggal 23 Mei 2007 kesepakatan kerjasama dalam bentuk tandatangan di MoU terjadi. PT.BM menyertakan modal sebesar Rp. 2,5 miliar. Pencairan dana modal tersebut dilakukan berdua antara Kusumawati dan Chairudin selaku komisaris PT. BBN. Dana tersebut tidak berbentuk cash, melainkan Kusumawati hanya disuruh menandatangani cek keluar dan cek masuk dari dana tersebut. "Secara riel saya tidak pernah memegang dana sebesar Rp.2,5 milyar tersebut," papar Kusumawati.
Tetapi kerjasama yang terjadi hanya berjalan 6 bulan saja. Kusumawati mengakui bahwa invenstasi yang dilakukan sudah tidak kondusif lagi terutama dengan informasi yang tersebar bahwa dana penyertaan modal dari PT.BM berasal dari dana pengalihan penarikan PBB dan BPHTB Dispenda Provinsi Bengkulu. "Saya juga capek pak hakim, karena waktu itu saya dikejar-kejar sama wartawan soal permodalan tersebut," ujar Kusumawati.
Kusumawati berinisiatif untuk memiliki saham dalam bentuk penyertaan modal PT. BM tersebut sendirian. Kusumawati membeli saham tersebut dalam empat tahap pembayaran yaitu tanggal 18 Desember 2007 sebesar Rp. 500 juta kemudian 28 Desember 2007 dilakukan dua kali pembayaran, yang pertama sebesar Rp. 625 juta dan Rp. 1 milyar. Terakhir pembayaran dilakukan sebesar Rp. 500 juta pada tanggal 2 Januari 2008. Menanggapi keterangan para saksi terutama dua direktur tersebut, terdakwa Chairudin tidak banyak bicara. "Saya akan menjawab di dalam pledoii saja pak hakim," jawabnya pendek dengan ekspresi wajah sedikit gusar. (hbo)

pat petulai

Kamis, 18 Juni 2009

Korupsi di Kepahiang, Lebong dan Rejang Lebong

1 komentar:

Lencana Facebook

damai

DAPATKAN

setujukah anda BBM dinaikkan

Arsip Blog

Mengenai Saya

link

dispendagate

Haii..